Sejenak membaca
cerpen matematika ini, yang membuat anda pasti bersemangat lagi untuk
mengelola Matematika menjadi angka-angka yang bermakna J ,
selamat membaca, #just do it!
▄ █ ▄ Matematika is
My Life ▄ █ ▄
“Huhh.. kenapa sih nilai ulangan
matematikaku selalu… saja jelek! Padahal aku kan sudah belajar?” tanya Nanda
sambil berdecak kesal. “hay, Nanda? Kamu kenapa? Kok suntuk begitu sih?” tanya
Nida teman Nanda. “gini, Nid. Tadi aku kan ulangan Matematika, tapi nilaiku
jelek. Padahal aku sudah belajar!” kata Nanda. “emm.. gini aja Nan, kamu coba
belajar lebih giat lagi, dan hilangkan rasa tidak percaya diri dan tidak bisa
dari dalam dirimu.
Sebelumnya aku mau tanya, kamu benci gak
sama pelajaran Matematika?” tanya Nida.
“m.. Iya sih Nid. Aku benci… banget
sama pelajaran Matematika. Soalnya, aku males… banget kalau belajar
hitung-hitungan. Bikin puyeng kepala!” kata Nanda. “m.. itulah masalahnya! Kamu
pasti tidak suka pelajaran itu. Makanyakamu anggap sepele dan jadinya nilaimu
jelek deh. Coba kamu belajar lebih giat. Atau kamu mau belajar di rumahku?”
tawar Nida.“ok, jam berapa?” tanya Nanda riang. “Jam 03.00 sampai jam 05.00”
kata Nida lagi. “ohya sudah! Dah sampai ketemu ya,” kata Nanda berlari riang
keluar dari pagar sekolah. Nida hanya tersenyum sambil melambaikan tangan.
Sampai di rumah, Nanda langsung berganti
baju dan makan siang. Lalu, dia melirik jam di rumahnya. Jam 14.45. ia lalu
berkemasmenyiapkan buku Matematikanya, dan ia pergi ke rumah Nida dengan
berjalan kaki karena rumah Nida dekat dengan rumahNanda. Sampai di rumah Nida,
Nanda dan Ninda langsung membuka buku matematikamereka. Mereka membaca buku itu
dan menjawab soalnya dengan serius dan tekun.
Lalu Nanda berkata “Nin, sepertinya aku
mulai suka matematika deh, soalnya akutertantang memecahkan berbagai jenis
macam soal yang rumit” ucap Nanda riang.“ok, yuk kita belajar lagi semoga besok
nilai kita seratus ya!” doa Nida “semoga!” kata Nanda lagi. Mereka pun
berpelukan erat sekali.
Esoknya di sekolah…Nanda terduduk di
kursi sekolah. Bu Sari guru matematikanya sedang asyik membagikan soal
matematika pada murid- murid. Nanda berdoa dalam hati agar nilainya seratus.
Sehelai kertas pun di taruh di meja Nanda. Itu adalah sehelai kertas Ulangan
Matematika. Nanda langsung mengerjakan soal matematika itu. Ia begitu serius
mengerjakannya. Baginya, tak ada soal yang susah. Untungnya, ia sudah belajar
dengan Nida. Setelah selesai mengerjakan soal, semua murid mengumpulkan soal
itu pada Bu Sari. Dengan cepat kilat, Bu Sari memeriksa semua soal yang telah
di kerjakan murid- muridnya itu. Saatnya Bu Sari mengumumkan yang mendapat
nilai seratus. “yang dapat nilai seratus adalah Dyo, Iwan, Fita, Rara, Dyana,
Nida, dan Nanda!” pekik Bu Sari. Nandapun bersorak girang. Ia berterima kasih
pada Nida. “Nida, makasih ya! Kamu udah ajarin aku. Tanpamu, nilaiku tidak
mungkin bagus!” ujar Nanda riang. “ sama-sama Nan.
Kamu ingat terus ya pesanku, kamu harus
rajin belajar agar nilaimu bagus,” kata Ninda. “ok Nid. Masalah itu kamu gak
usah khawatir. Aku gak akan lupa kok!” kata Nanda. Nida hanya tersenyum
menanggapi ucapan Nanda. Sampainya di rumah, Nanda menemui ibunya dan memberi tahu
bahwa ia mendapatkan nilai seratus. Ibu hanya tersenyum dan berkata “ibu bangga
sama kamu nak! Tapi jangan cepat puas ya, terusrajin belajar!” nasihat ibu.
Nanda menganggukkan kepala tanda mengerti. Ibu memeluk Nanda. Nanda juga memluk
ibunyad engan riang. Hari itu bagaikan hari yang tidak dapat di lupakan Nanda
Oleh : Manap'trianto Al-zayn
0 komentar:
Posting Komentar